Menyulap Pohon Angker Jadi Indah

on Sabtu, 10 Juli 2010


08 Juli 2010 | 21:44 wib
Melihat Bonsai dari Dekat (1)

image
SENIMAN bonsai Suroyo Sumpeno dengan pohon bonsai yang dipamerkan. (Foto Wisanggeni / CyberNews)

Oleh Bambang Iss
INGIN berbisnis dengan ekstra kesabaran, tapi mampu menangguk milyaran rupiah, maka bernisnislah tanaman bonsai. Karena untuk menciptakan sebuah pohon bonsai perlu waktu bertahun-tahun, perlu kesabaran, dari mulai mencari pohon bakalan, membentuknya, sampai menjadikannya matang, itu bukan dalam hitungan haru atau bulan tapi tahun. Paling cepat dua sampai tiga tahun.
Karena prosesnya membutuhkan waktu lama demi pencapaian estetika, maka produk bonsai menjadi tanaman berharga mahal. Bisa sampai milyaran rupiah untuk mendapatkan sebuah pohon bonsai berukuran besar dan bernilai artistik tinggi. "Harga paling rendah pun sampai ratusan juta," kata Suryo Sumpeno pakar bonsai yang lebih suka disebut petani bonsai ini. 


Tanaman mini yang mulai masuk di Indonesia sejak tahun 70-an yang bernilai ratusan juta sampai milyaran rupiah itu, dipamerkan dalam sepekan ini (9 - 16 Juli 2010) di Foodcourt Pondok Daun Kompleks Marina Semarang.
Di situ tidak saja dipamerkan sebanyak 478 jenis pohon bonsai berbagai jenis, tapi juga terdapat bursa jual beli bonsai, batu suiseki (batuan air) dan bahkan pengunjung bisa melihat demo membuat bonsai secara singkat.
Nilai historis.
Suryo menunjukkan sebuah bonsai koleksi salah seorang pengusaha yang pernah ditawar milyaran rupiah tapi tidak dilepas yang masuk kategori bonsai kelas bintang (katergori paling tinggi, red) "Karena pohon itu memiliki nilai historis dan pemiliknya turun temurun," cerita Suryo Sumpeno.
Pada pameran bonsai yang diselenggarakan PPBI (Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia) Cabang Semarang ini, untuk pertama kalinya memamerkan bonsai dalam 5 kategori, yakni kategori prospek (pemula), regional, madya, utama dan bintang. Karena selama ini pameran bonsai hanya menyediakan 2 kategori yakni ketegori madya dan utama. "Dimasukkannya kategori prospek semata-mata untuk mencari seniman-seniman bonsai pemula," kata Suryo Sumpeno.
Betul juga, karena pengurus PPBI menginginkan, dunia bonsai ini tidak hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, tapi bisa juga jadi bisnis masyarakat luas.  (Bersambung)
(/CN13)
sumber : www. suaramerdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar